apakah anda senang berkunjung ke blog saya?

Minggu, 09 Februari 2014

MEMORI MASA LALU


        Aku berjalan gontai dengan tatapan kosong menyusuri sebuah pusat perbelanjaan dan tiba-tiba dari arah yang tidak kusangka-sangka, “bruggghhhhhhh” seorang laki-laki menabrakku dari arah arah yang berlawanan, sepertinya ia terburu-buru, dia membuat buku-buku yang aku pegang jatuh dan berserak, aku mengangkat kepalaku dan menatapnya “kalau jalan liat-liat dong, jangan asal tabrak aja”, pada saat yang bersamaan juga dia mengangkat kepalanya sambil berkata “maaf, maaf, aku terburu-buru”. Akhirnya kami saling pandang, dan beberapa saat lamanya membisu layaknya patung, kemudian aku tersadar, tadinya aku berusaha mengingat masa lalu, sepertinya aku pernah mengenal dekat sosoknya, wajahnya tak asing lagi dimataku, suaranya tak asing lagi ditelingaku.
       “diaz?”
       “mutia?”
       “Kamu beneran diaz?” tanyaku.
       “ya, aku diaz teman SMPmu”
   Sudah 11 tahun kami tidak pernah berjumpa, dan akhirnya dipertemukan ditempat ini dalam keadaan yang menjengkelkan, meski sekarang dia sudah dewasa, umurnya sekitar 26 tahun, aku masih dapat mengenalinya, wajahnya tidak berbeda jauh dari yang dulu, kuakui dia semakin tampan, walaupun tetap menyebalkan.
    Aku mengambil buku-bukuku yang dibantu olehnya, dia terus menatapku sejak tadi dan matanya tak juga hengkang dari wajahku, kemudian dia menarik tanganku. Kami pergi ketaman kota, dan duduk menikmati sore disana, sambil bertukar cerita.
     “Selepas SMP, kamu SMA dimana yas?” tanyaku.
     “dipekan baru, aku tinggal sama nenek, kamu dimana muti?”
     “aku SMA dimedan yas”
     “oh, ya makin cantik aja ya, tapi makin cerewet juga,hahaha”
   “gak lucu, kamu masih menjengkelkan, dan setiap bersamamu rasanya aku ingin marah saja”
  “tuh kan, marah lagi, cerewet lagi, dari dulu gak berubah-berubah”
   Aku memukulnya, seperti aku memukulnya dulu “aw, sakit mutiku yang cantik” ucapnya sambil manja sambil mentoel pipiku. Membuat mata kami saling menatap satu sama lain, hingga membuatku bungkam seluruh bahasa dunia, begitu dekat jarak kami, hingga dapat kurasakan desahan napasnya, aku cepat berbalik arah, tapi dia menggenggam tanganku, kurasakan getaran-getaran yang menjalar dari jemari-jemarinya, beberapa saat lamanya kami diam, dan menikmati perasaan yang mungkin enggak pernah singgah, karena SMP dulu bisa dibilang kami musuhan, sering bertengkar. Aku tersadar kemudian menarik tanganku cepat-cepat “apa sih pegang-pegang!” ucapku sinis. “yee GR, tadi ditanganmu ada semut, mau aku ambil, tapi kamu tuh kesempatan megang tanganku” jawab diaz. “ih, udah salah, mutar balikkan fakta lagi, dari dulu gak pernah berubah, menyebalkan!” ucapku sambil ngeloyor pergi meninggalkan diaz, yang masih diam terpaku.
      Aku berjalan pulang dengan hati kesal, sampai dirumah aku bergegas mandi kemudian tiduran dikamar karena aku merasa lelah, dan semenjak bertemu diaz lelahku semakin berlipat ganda. “Ah, mengapa aku kesal dengan diaz?” tanyaku dalam hati. Bukankah masa SMP itu sudah lama berlalu, lantas mengapa aku masih bertingkah seperti anak kecil, aku kembali mengingat masa-masa SMP, dulu aku sekelas dengan diaz, aku adalah sekretaris kelas dan diaz adalah ketua kelas, keadaan itu semakin membuat kami sering bertengkar, ntah karena apa saja, tapi setiap aku dan diaz bertemu pertengkaran tidak pernah terelakkan, aku masih ingat masa-masa SMP dulu tak terlupakan, apalagi semua kenakalan diaz, dulu aku pernah bergumam ingin membalasnya semua kejahatannya, aku masih ingat ketika aku mau duduk dibangkuku, diaz menarik bangkuku, hingga akhirnya aku jatuh terhempas dilantai, sakit sekali rasanya, tapi diaz malah, tertawa mengejekku, dia benar-benar sengaja membuatku muntab, ingin rasanya kuhajar dia waktu itu, aku mengejarnya, tapi dia berlari begitu kencang hingga tidak dapat terdahului olehku. Aku berbalik arah kekelas dan sejak saat itu aku tidak berteman dengannya selama 3 hari, ingat bahwa islam tidak membenarkan orang yang memutuskan tali silaturahmi, aku kemudian memaafkannya, dimaafkan dia bukannya berubah, malah semakin menjadi-jadi jailnya.
    Lamunanku buyar seketika, mendengar ponselku bordering. Pesan singkat dari nomor tak dikenal “sore menjelang malam cantik, sudah mandi?”. “siapa?” aku membalas pesannya. “aku adalah kamu, kamu yang hidup dihatiku” balasnya. “O” balasku sesingkat mungkin, malas meladeni orang gila, pikirku.
      Selesai shalat isya aku tidur. Aku tertidur pulas hingga bangun kesiangan, aku bergegas mandi, aku bekerja bank BTN dan juga menghandle percetakan yang aku rintis sejak 6 tahun yang lalu.
      Ditempat kerja, aku teringat akan berkas-berkas pentingku yang aku letakkan didalam buku-buku, mungkin tertinggal dirumah pikirku. Lama aku tercenung, kemudian seseorang memegam bahuku dari arah belakang, aku terkejut dan langsung berbalik arah, “diaz?  sedang apa kamu disini?” tanyaku. “nih buku-buku kamu, kemaren ngeloyor aja, ninggalin bukunya dibangku, yang tadi malam SMS itu aku, aku nemuin kartu nama kamu didalam salah satu buku”. “oh, makasih” ucapku pendek. Langsung berbalik arah mau pergi. Diaz menarik tanganku, hingga mataku membentur matanya, ada getaran dimatanya, aku dapat merasakan getaran itu, karena frekuensinya begitu kentara terpancar. “aku jemput dirumahmu ya, kita makan malam” ucap diaz lirih. Dia ngeloyor pergi tanpa sempat aku menjawab. Padahal nanti malam, aku ada janji sama tunanganku, mau makan malam dirumahnya bersama ayah dan ibuku juga. Ah, tapi biarlah, salah siapa langsung pergi, hitung-hitung balas dendam,hahaha.
     Langit mulai dihiasi pancaran jingga, dan malam mulai merambah bumi dengan segenap suasana magisnya, bintang bertabur dilangit, bulan bersinar dengan segela kerendahan hatinya, indah, menawan, dan mempesona keadaan langit malam ini. Aku memakai dress biru yang sepadan dengan warna kerudungku. Aku menunggu azzam tunanganku sambil menonton TV, tak berapa lama dia datang, kami pun langsung pergi kerumahnya.
       Ibu azzam sibuk ingin mempercepat pernikahan kami, katanya ia takut aku diambil orang, ada-ada saja ibu azzam. Makan malam yang menyenangkan, dengan  calon suamiku, kedua orangtuaku, dan kedua calon mertuaku, aku begitu menikmati malam ini, malam yang romantic dan penuh dengan nuansa kekeluargaan, ternyata suasana malam ini seindah bintang-bintang dilangit. Makan malam diakhiri dengan perbincangan antara orangtuaku dan orangtua azzam. Kemudian kami pulang diantar azzam. “I love you sayang” ucap azzam dipenghujung pertemuan kami malam itu, “I love you too sayang” ucapku.
        Dikamar bayang-bayang diaz kembali merayapi pikiranku, dan menari-nari dimataku. Aku teringat, bukankah tadi pagi diaz bilang mau mengajakku makan malam, tapi dia tidak ada datang kerumahku, ah, biarlah
      Pagi yang indah, ini hari sabtu, aku tidak masuk kerja hari sabtu. Hari ini aku tujuanku toko buku. Lagi-lagi ditoko buku aku bertemu diaz, rasanya allah senang sekali melehat kami bertengkar, hingga aku harus selalu dipertemukan dengan diaz. “tadi malam kenapa gak jadi datang?, memang sengaja bohong kan?, jail kali!, untung aku memang gak percaya dari awal!” ucapku pada diaz. “bukankah seseorang telah menjemputmu tadi malam?” jawab diaz santai dan lirih. “sok tau kamu yas” ucapku. “ya taulah, aku tadi malam kerumahmu, karena sudah ada orang lain, aku pun pulang, menyenangkan ya tadi malam” jawab diaz. “hmmm, ya begitulah”. Selesai aku membeli bukuku, aku diaz makan siang bareng di sebuah tempat makan yang cukup romantic, tempat pilihan diaz, aku juga heran kenapa aku diajak kesini. Bukan mau mengkhianati azzam dengan makan bareng diaz, lagian diaz cuma teman lamaku.
       Setelah pesanan datang,  kami pun memulai acara makan kami, aku mulai menyuapkan makanan kemulutku hingga beberapa suap, tetapi kemudian aku tersadar diaz menatapku tajam, tak berkedip, “diaz? Kamu kenapa?”, diaz tetap diam dan tak menggoyahkan pandangannya sedikit pun, “diaz?” ucapku sedikit lebih keras. “eh,oh,eh, kenapa muti?” jawab diaz. “kamu itu yang kenapa, bengong melompong gak jelas” ucapku.
       “aku, aku,aku sebenarnya” ucap diaz.
       “sebenarnya apa?” jawabku bertanya.
    Diaz menggenggam erat jemariku, seolah tak ingin melepas genggamannya, dia mulai bercerita “kamu ingat gak? aku dulu jahat kali sama kamu, aku pernah basahin seragam kamu pake es jerukku, aku sering dengan sengaja nabrak kamu, hingga kamu jatuh, aku sering mengejekmu anak manja, aku pernah menguncimu dikelas ketika semua orang sudah pulang, aku pernah menarik bangkumu sewaktu kamu mau duduk, hingga kamu terjatuh, aku sering melemparmu pakai kertas hingga dibawah mejamu banyak sampah, dan kau dimarah guru. Kamu ingat itu kan? Mungkin kamu dendam atau bahkan sangat membenciku, aku sadar aku memang pantas untuk kamu benci. Tapi ingatkah kamu, ditasmu, pernah ada banyak permen say, yang semuanya ada tulisan I LOVE YOU, kamu ingat muti? Itu aku yang memasukkan ketasmu. Kamu ingat ada begitu banyak puisi yang setiap pagi kamu temui diatas mejamu? Itu dari aku muti. Kamu ingat ketika pulang les sore, ayahmu tidak datang menjemputmu, lalu aku yang mengantarmu pulang, kamu ingat muti? Itu semua karena aku tidak pernah pulang sebelum kamu dijemput ayahmu, aku sangat mencintaimu muti, dan kalaupun aku jail dan nakal itu hanya karena aku ingin merebut perhatianmu muti, maafkan aku muti? Aku memang terlalu egois dan gengsi hingga perasaan ini aku pendam begitu lama, sejak tamat SMP aku selalu mencarimu muti, aku menyesal karena tak sempat mengungkapkan perasaanku padamu, aku tak lagi tahu kabarmu, telah banyak aku berkelana kelain hati muti, tapi tak pernah kurasakan hangatnya cinta sebagaiman cintamu yang tak pernah hengkang dari setiap penjuru hatiku, aku mencintaimu sejak kita dipertemukan pertama kali sewaktu pendaftaran, aku tak bisa berpaling kehati manapun muti”
     Mendengar perkataan diaz jantungku bergetar hebat,  getarannya begitu kuat hingga mungkin menjalar sampai ketangan diaz, diaz belum melepaskan genggamannya, jantungku semakin gak karuan, ingin rasanya aku berlari dari tempat ini, aku menundukkan kepala, tak berani menatap mata diaz. Diaz melanjutkan ceritanya, “muti, andai kamu tahu, aku sudah malang melintang kesana kemari mencarimu, aku mencintaimu muti, kali pertama kita bertemu, sebenarnya aku diberitahu firman teman sekelas kita bahwa ia melihatmu, makanya aku berlari dan begitu terburu-buru, karena aku benar-benar takut muti, aku takut tak lagi bisa melihatmu, tak lagi bisa menatap matamu yang indah”. Cerita diaz semakin membuatku menundukkan kepala, bodohnya aku tidak mau pergi dari tempat itu, padahal aku tunangan azzam, berdosanya aku ini. Aku cepat-cepat menarik tanganku dari genggaman tangan diaz, tapi ternyata diaz tak semudah itu melepaskan genggamannya. “maukah kamu menikah denganku muti? Aku sangat mencintaimu muti, maafkan aku atas semua, berilah aku kesempatan agar aku tidak menyesal untuk kedua kalinya. Kali ini bibirku mulai bergerak lirih “ aku sudah bertunangan yas, maafkan aku”.
      “Aku tahu muti, aku tahu kamu mencintaiku” ucap diaz sendu.
     “tidak yas, aku sudah bertunangan, lupakan aku, masih banyak wanita diluar sana yang bisa kaucintai” jawabku.
      “muti, aku tahu matamu, kamu mencintaiku, jujur muti”.
      “sudahlah yas, lupakan aku”
      Aku menarik tanganku, ketika belum semua jemariku lepas dari genggaman diaz,  azzam datang ketempat ini dengan rekannya, dia melihatku dan langsung menghampiriku, aku takut, aku benar-benar taku azzam marah dan memutuskan ikatan kami, walaupun sejak pertemuan dengan diaz beberapa hari yang lalu cintaku terbagi sedikit kepada diaz, tapi itu tidaklah banyak, hanya sedikit, sedikit sekali, hatiku tetaplah milik azzam. “kamu siapa?” Tanya azzam dengan nada berat kepada diaz. “aku teman lama mutia” jawab diaz. “kalau hanya teman, kenapa kamu pegang-pegang tangan mutia?, aku melihat kalian sejak tadi, hingga hatiku terbakar” ucap azzam. Jantungku semakin tidak karuan, aku dapat merasakan getaran badanku, aku merasakan napasku yang berat, aku menundukkan kepala dalam-dalam, tidak berani menatap azzam.  “dan kamu muti, kenapa kamu berbohong padaku? Bukankah tadi kamu bilang mau ketoko buku, dan tidak mau aku temani, kamu bilang tidak mau merepotkanku, tapi nyatanya apa muti? Kamu malah berdua-duaan, makan siang, pegangan tangan dengan laki-laki ini, kamu takut aku ganggu muti? Tega sekali kamu padaku!” azzam berkata lirih. Aku tau, wajah azzam begitu kentara memancarkan sinar kekecewaan dan kemarahan.
     “maafkan aku zam, memang tadi aku membeli buku, dan tidak sengaja bertemu dengan temanku ini, maafkan aku zam, aku tidak membohongimu, dan aku juga tidak tahu kalau semua jadi seperti ini” ucapku lirih.
     “akulah yang salah zam, aku mencintai muti sejak kami masih SMP, dan baru tadi aku mengungkapkannya, jangan sia-siakan muti zam, dia perempuan yang baik, yang dapat menjaga hatinya, tadi dia sudah berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku, tapi akulah yang tidak melepaskannya, aku meyakinkannya dan sedikit memaksanya untuk mau menikah dengaku, tapi ia tidak mau, dia bilang dia sudah bertunangan, dia menyuruhku melupakannya, kalau mau marah, marahlah padaku zam, jang marah pada mutia, dia tidak bersalah” ucap diaz.
     “ya sudahlah!, jangan kamu ganggu muti lagi, dan jangan kamu temui muti lagi” jawab azzam.
     “iya, tapi izinkan aku tetap berteman dengan muti, hanya teman, aku tidak akan merebutnya darimu” ucap diaz.
    “ya”. Jawab azzam cuek seperti tidak ikhlas, azzam lalu manarik tanganku, kami pun meninggalkan tempat itu dengan segala perasaan gundah gulana, kesal dan marah.
    “maafkan aku zam” ucapku
    “aku sudah memaafkanmu, lupakan semua” jawab azzam.
   Tiga  hari setelah kejadian ditempat makan itu, azzam menikah denganku, diaz menghadiri resepsi pernikahan kami. Diaz benar-benar menyesal untuk kedua kalinya, itu semua karena keegoisannya sendiri, semua terlambat, tetapi ia senang karena aku senang, sekarang agaknya diaz sudah jadi lelaki dewasa yang berjiwa besar.
SELESAI
           

Sabtu, 08 Februari 2014

MAKALAH AGEN SOSIALISASI

AGEN SOSIALISASI
A.       Pengertian Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi satu sama lain berlainan dan tidak selamanya sejalan. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.


B. Macam-macam Agen Sosialisasi
1.KELUARGA (KINSHIP)

Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas orang tua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama atau yang sering dikenal dengan istilah media sosialisasi primer. Melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya keluarga sebagai media sosialisasi primer bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin, kebebasan, dan penyerasian.
Proses sosialisasi awal ini di mulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang – orang dilingkungan keluarganya. Di dalam keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidika anak agar anak memperoleh dasar – dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik yang akan berpengaruh pada kepribadian yang baik pula pada si anak.
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
Institusi Keluarga
1. Ibu bapak menjadi “Role Model” dalam pembentukan sahsiah anak-anak.
2. Mewujudkan persekitaran rumahtangga yang harmonis dan suasana yang selamat bagi anak-anak.
3. Ahli keluarga sebagai penasihat atau kaunselor kepada anak-anak yang menghadapi masalah.
4. Saling membantu, menyokong dan bekerjasama dalam setiap aspek kehidupan.
5. Rumah adalah sumber untuk mendapatkan kasih sayang.
6. Mendidik anak-anak dari kecil tentang tatacara bersosial dan persekitaran
7. Membetulkan kesalahan anak-anak.
8. Memberikan didikan agama dan moral melalui cerita, kisah-kisah dan teladan



2.TEMAN PERGAULAN

Teman
Pada usia anak – anak, kelompok bermain disebut juga dengan istilah Peer Group. Kelompok bermain mencakup teman – teman, tetangga, dan kerabat. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkemabangan ituantara lain disebabkan bertambah luasnya ruang lingkup pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
          Di dalam proses ini, seorang anak berusaha mempelajari berbagai kemampuan baru. Anak-anak berinteraksi dengan orang-orang yang seusia dengan mereka. Karena selain keluarga, salah satu agen sosialisasi adalah teman sepermainan dalam kelompok bermain.
            Agen ini baru didapatkan setelah seorang anak dapat bepergian ke luar rumah. Disinilah mereka mempelajari berbagai kemampuan baru dengan memasuki tahap game stage (mempelajari aturan-aturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat) sehingga memperoleh nilai-nilai keadilan. Pada tahap ini, sikap ego seorang anak masih sangat menonjol. Keadaan ini tentu akan banyak menimbulkan konflik dengan teman-temannya. Meski demikian, dengan adanya konflik tersebut akan membuat individu dipaksa untuk memperbaiki sifat egonya. Tujuan perbaikan diri tersebut adalah agar dia dapat diterima kembali oleh teman-temannya sebagai anggota kelompok. 
            Dengan kelompok bermain, seorang anak bisa mendapat peranan yang positif, misalnya :
1. Adanya rasa aman dan dianggap penting
2. Tumbuhnya rasa kemandirian dalam diri anak itu
     3. Seorang anak mendapat tempat penyaluran berbagai perasaannya seperti rasa senang  maupun sedih
     4. Dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial
5. Memiliki banyak teman dan mendapat banyak pengetahuan. 
6. Dapat terhindar dari lingkungan pergaulan yang negatif 
7. Ilmunya bermanfaat dan memiliki masa depan yang cerah 
8. Mampu bersosialisasi dengan baik 
9. Belajar untuk membentuk organisasi yang baik 
10. Terbentuknya sifat disiplin dalam penggunaan waktu.

             Selain dampak positif yang diterima oleh si anak dari teman sepermainan, ada juga dampak negative, misalnya teman sebaya tersebut mengajari melakukan hal-hal yang tidak baik. Dan dari dampak negatife tersebut muncul penyimpangan misalnya :
1.Penyalahgunaan Narkoba
            Hal ini dapat terjadi apabila teman si anak bukan teman yang baik sehingga dia akan menjerumuskan si anak.
2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna 
            Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tindak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya. 
 3. Tindak kejahatan / criminal
            Yaitu tindakan yang melanggar norma , misalkan mencuri, membunuh dan lain-lain.


4. Gaya hidup 
            Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain : - Sikap arogansi yaitu kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian,kekuasaan, kekayaan, dan sebagainya.
5. Mengonsumsi rokok di bawah umur 
            Hal inilah yang sangat sering terjadi jika pergaulan si anak dengan temannya kelewatan batas, sehingga akan melakukan tindakan demikian seprti merokok dan akan merusak kepribadiannya.
6. Kenakalan remaja
            Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar, dan lain-lain. 
            Selain itu, perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan disana. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul.    
            Tapi , sebelum si anak terlanjur terjerumus, orangtua dapat melakukan berbagai upaya untuk melindungi si anak. Dan pastinya apa yang di ajarkan oleh keluarga akan dibawa oleh anak dari rumah keluar rumahnya ketika ia berinteraksi dengan teman sebayanya.
            Adapun upaya itu adalah :
1. Memberi kebebasan bersyarat dimana anak dibiarkan untuk tetap bergaul dengan teman-temannya tetapi tetap diawasi. 
2. Diberikan pendidikan agama yang cukup di luar lingkungan sekolah 
3. Memberikan contoh dampak negatif orang yang sudah terjerumus dalam pergaulan yang negatif 
4. Berusaha untuk menjadi teman curhat anak dan memberikan solusi/saran yang intinya mendukung anak, agar mereka tidak merasa kesepian dan melampiaskannya pada pergaulan
Jadi, tidak selamanya teman sepermainan itu dapat memberikan dampak yang baik atau positif terhadap kepribadian si anak, melainkan ada juga dampak negatifnya.
                                             
3.LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL (SEKOLAH)
Sekolah dengan lembaga yang melaksanakan sistem pendidikan formal merupakan agen sosialisasi yang akan kita bahas selanjutnya. Di sekolah seorang anak akan belajar mengenai hal-hal baru yang tidak ia dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya. Selain itu juga belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekolah, seperti tidak boleh terlambat waktu masuk sekolah, harus mengerjakan tugas atau PR, dan lain-lain.
Sekolah juga menuntut kemandirian dan tanggung jawab pribadi seorang anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa bantuan orang tuanya. Hal itu sejalan dengan pendapat Dreeben yang mengatakan bahwa dalam lembaga pendidikan sekolah (pendidikan formal) seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Aspek lain yang dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), dan kekhasan (specificity). Adapun fungsi pendidikan sekolah sebagai salah satu media sosialisasi, antara lain sebagai berikut:
1) Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya.
2) Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3) Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas.
4) Memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan kepada para siswa serta meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan.
5) Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan kesehatan.
6) Menciptakan warga negara yang mencintai tanah air, serta menunjang integritas antarsuku dan antarbudaya.
7) Mengadakan hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan kesenian).

Sosialisasi melalui sistem pendidikan formal (Sekolah) cukup efektif, karena disamping membaca, menulis, dan berhitung. Di sekolah juga diajarkan menganal kemandirian (Independence), prestasi, dan kesamaan kedudukan. Sekolah merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh. Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
Di sekolah, mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas tentang segala hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang ada di luar keluarga. Misal tentang patriotisme, kebaikan, demokrasi, kejujuran yang diselipkan dalam pelajaran.

4.MEDIA MASSA

Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting, karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma – norma dan nilai – nilai yang ada di dalam masyarakat. Namun dia lain pihak, medai massa dapat pula mengubah perilaku masyarakat.
Yang termasuk dalam kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus,yang sebenarnya hanya disebabkan kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya.
Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.
Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh media massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas terjadinya pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti menurunnya tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya kreativitas yang bermutu.
Efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa terutama dalam hal delinkuensi dan kejahatan bersumber dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa, kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Bersamaan dengan itu memang terbentang pula harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa.
Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita dan pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan dan bentuk-bentuk yang lain. Akibat logis dari keadaan tersebut bahwa segala sesuatu yang digambarkan serta disajikan kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka. Pemberian masalah kejahatan melalui media massa mempunyai aspek positif dan negatif. Pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal justru menyangkut masyarakat secara keseluruhan. Hasil dari berbagai penelitian menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.
Kemungkinan dan proses bagaimana terjadinya peniruan terhadap apa yang disaksikan atau diperoleh dari isi media massa dapat dipahami melalui beberapa teori. Yang pertama adalah teori peniruan atau imitasi. Kemudian teori berikutnya tentang proses mengidentifikasi diri dengan seseorang juga menjelaskan hal yang sama. Sedangkan teori social learning mengungkapkan faktor-faktor yang mendorong khalayak untuk belajar dan mampu berbuat sesuatu yang diperolehnya dari interaksi sosial di tengah masyarakat.
Memang teori-teori tadi belum tuntas sepenuhnya dalam memaparkan perihal peniruan terhadap isi media massa. Namun konsep-konsep pokok yang diajukan oleh masing-maisng teori itu kurang lebih dapat membantu kita untuk memahami terjadinya peniruan yang dimaksud dalam hubungan bahasan kita di sini yang merupakan faktor penting dari efek sosial yang ditimbulkan oleh media massa.
Studi pertama tentang efek TV yang dilakukan dengan lengkap adalah yang disebut Payne Fund Studies Film and their Effect on Children, yang berlangsung selama empat tahun 1929-1932. Hasil studi ini sebanyak dua belas jilid telah diterbitkan oleh Macmillan di antara tahun 1933-1935.
Pada tahun 1961, UNESCO menerbitkan sebuah bibliografi beranotasi The Influence of the Cinema on Children and Adolescent yang berisikan 491 buku, artikel dan jurnal.
Charters (1934) mengemukakan bahwa pada tahun 1930, tiga tema besar film yang dipertunjukkan adalah: cinta (29,6%), kejahatan (27,4 %) dan seks (15,0%). Ke dalam kategori kejahatan yang 27,4% itu, terutama isinya adalah mengenai: pemerasan, extortion, penganiayaan, dendam dan pembalasan.
Proses sosialisasi yang dilalui oleh setiap anggota masyarakat ada yang berlangsung secara formal, yaitu melalui sekolah dan pendidikan lainnya. Tapi adapula yang berbentuk informal yaitu yang diperoleh melalui keluarga, kerabat, dan pergaulan dengan teman sebaya. Media massa dapat berperan dalam proses sosialisasi itu baik yang informal, yaitu ketika media dikonsumsi dalam situasi dan untuk keperluan di rumah. Namun media dapat pula berperan dalam sosialisasi formal, yakni ketika mengikuti pendidikan melalui media atau apa yang disebut sebagai pendidikan jarak jauh. Media massa memberikan banyak hal yang dapat diserap oleh setiap anggota masyarakat antara lain ikut membentuk perilaku anggota masyarakat tersebut. Proses ini sebenarnya sudah dimulai pada permulaan kehidupan seseorang adalah keluarga, sekolah tempat kerja lingkungan sosial dan media massa. Keluarga adalah sumber pertama, karena dari keluargalah, seseorang mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam hidupnya.

5.AGEN-AGEN LAIN
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional masyarakat dan lingkungan kerja. Semuanya membantu seseorang dalam membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
Keluarga
Kelompok yang paling berperan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah keluarga.Dimana kita juag diperkenalkan tentang nilai gender misal:anak perempuan membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu ayahnya membetulkan genting.

Lingkungan Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil penelitian anak dari pemukiman miskin menjadi anak yang sering bertabrakan dengan hukum dan anak yang berada di lingkungan yang berada lebih terjaga biasanya menjadi lebih aman keberadaannya.Atau bagaimana keluarga--keluarga yang tinggal di lingkungan sampah tidak menganggap bahaya mengancam ketika anak mereka bermain di tumpukan sampah.
Institusi Masyarakat :
1. Membentuk nilai-nilai yang diterimapakai dalam kumpulan masyarakat
2. Menunjukkan perlakuan yang boleh atau tidak dapat diterima oleh kumpulan.
3. Mempamerkan cara-cara hidup yang sesuai dan perlu diikuti oleh golongan muda-mudi.
4. Mengubah tingkahlaku individu yang tidak sesuai dengan teguran dan penjelasan.
5. Nilai masyarakat majmuk dapat membanding yang kurang dalam diri kita.
6. Adat resam dapat mempengaruhi pembentukan peribadi yang lemah lembut dan berhemah tinggi.
7. Menjatuhkan hukuman bagi individu yang perilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat melalui sindiran, pandangan atau kata nasihat.

Agama
Dengan nilai yang ada di dalamnya,agama menjadi penting bagi kehidupan kita.Juga pada pemahaman baik dan buruk pada seseorang.
Institusi Agama :
1. Melalui penyampaian ajaran agama yang disampaikan dalam bentuk khutbah, ceramah.
2. Pembacaan melalui kitab-kitab mengikut agama yang dianuti.
3. Melalui lagu-lagu rohani
4. Aktivitas kerohanian
5. Seminar keagamaan yang bersifat membentuk remaja
6. Perayaan sesuatu agama

sekolah
Dalam konteks ini,mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas tentang segala hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang ada di luar keluarga.Misal tentang:patriotisme,kebaikan,demokrasi,kejujuran yang diselipkan dalam pelajaran .Disekolah juga diajarkan pesan-pesan khusus negara.
Institusi Pendidikan :
1.      Pengetahuan Moral:
-          Memberikan maklumat/teori moral
-          Penerapan melalui aktivitas
-          Pengukuhan melalui ujian dan peperiksaan

2.       Peraturan Sekolah:
-          Lembaga Disiplin memastikan peraturan sekolah dikuatkuasakan dan dipatuhi
-          Mencegah dan menghalang pelajar daripada melakukan perkara-perkara yang tidak bermoral
3.      Kegiatan Ko-Kurikulum:
-          Pelajar mengisi masa dengan aktivitas yang berfaedah.
-          Menyediakan alternatif kepada para pelajar untuk menyalur minat dan kebolehan masing-masing.
4.      Menyediakan persekitaran yang merangsang pertumbuhan emosi dan sosial yang sihat melalui    jalinan ikatan mesra dan muhibbah.
5.      Guru bertindak sebagai ibubapa kedua atau mentor kepada pelajar.
Institusi Masyarakat

Kelompok Bermain
Nilai-nilai yang berkeliaran di antara teman dalam kelompok bermain ini sering menjadi sangat menjengkelkan untuk orang tua karena kadang sama sekali tidak pernah didengar di rumah atau di sekolah.Dan untuk konteks remaja,misal keberadaan teman kongko-kongko juga tidak bisa dikesampingkan yang sangat memengaruhi gaya dan tingkah laku kita.