apakah anda senang berkunjung ke blog saya?

Selasa, 03 Februari 2015

Menanti Cinta-Mungkin

Selat sunda masih membentang
Sayapku belum bisa mengepak meningkahinya
Selaput dijemari kakiku masih remaja untuk mengarunginya
Aku tak punya kesaktian untuk mengambang di atasnya
Aku masih menunggu
Menunggu lempeng-lempeng bumi menggeliat
Ketika Sumatera dan Jawa bergandengan
Maka saat itu aku akan berlari
Berlari untuk hal yang tak bisa membuat aku lari

JANJI

Terselip rasa kecewa, memang ada
Tapi tak juga dibiarkan begitu saja
Ada saja usaha untuk menghalaunya
Walaupun urang hanya manusia biasa
Panjang pendeknya jalan
Sudah Allah tuliskan di lauh mahfuz
Lantas apa nak dikata bila tangan tak mampu menyibak tabirnya
Kau dan aku sama
Dititipkan di bumi untuk kembali lagi
Di rumah kita yang abadi
Ini sebentar saja
Walau aku rasa lama
Tak berdusta
Hanya sedikit kutambah bumbu cinta
Syaitan masih ada
Sejak ia berhasil menggoda emak kita Hawa
Ia akan tetap menggencarkan godaannya
Tapi kita perkasa
Tak akan mau meretas nyawa dengan menuhankannya, benar kan sayang?
Apa kau lupa janji-janji kita di antara gedung-gedung putih-abu
Menyeruak langit, menjejakkan kaki di bulan, menunggangi awan, bahkan mengencingi telinga syaitan
hahaha air mataku sampai masuk mulut waktu kau bilang itu
kau bilang masih ada rencana B dan C
Tapi matamu sembab
Aku benci

TAK ADA YANG SALAH

Bukan salah pencetusnya
Bukan pula salah penyusunnya
Apalagi salah penggeraknya
Maka tak ada pula yang benar
Karena tak ada yang pantas disalahkan
Semua sudah tertata rapi
Hitam diatas putih
Ditambah peluh lagi
Tergambar jemari pula
Lantas bagaimana?
hendak kembali ke tepi?
pompong ini sudah di tengah
Kemarin badai topan saja ditantang
Mengapa sekarang hanya karena hal remeh temeh seperti ini semua hendak pulang?
Kemana semangat yang kemarin disulut api dari neraka?
Kemana kaki-kaki baja yang kemarin tak apa walau melepuh
Kemana tangan-tangan yang uratnya berontak hendak keluar?
Mengapa semua diam?
Apakah lidah-lidah juga telah dipincangkan?
Atau bibir-bibir sedang ditangguhkan?
Berhenti disini pun tak berguna
Hanya akan jadi mangsa ombak yang melanglangbuana
Kalau harus melanjutkan, kenapa tidak?
Kalau harus meregang nyawa, kenapa takut?
bukankah sudah ada jubah surgawi
untukmu-dan aku tentu saja-